Akhirnya, dua pelaku pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur, tertangkap!Pelaku ditangkap dalam kondisi berdarah-darah karena muntahan tembakan timah panas yang ditembakkan aparat kepolisian di kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.
Pelaku berusaha kabur ketika petugas mengintai dan menangkap."Masih terus kita kejar kemungkinan ada pelaku lainnya selain yang sudah ditangkap," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono seperti dilansir KompasTV, Rabu 28 Desember 2016.
Kepastian ini tentu melegakan semua orang yang amat geram dengan kelakuan sadis mereka.
"Iya sudah ditangkap," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kirniawan kepada Kompas.com.
Polisi belum menjelaskan soal identitas dari pelaku yang telah ditangkap tersebut. "Saya masih di jalan," ucapnya singkat.
Peristiwa penyekapan yang menewaskan enam orang tersebut diduga terjadi pada Senin (26/12/2016) sore. Warga bersama polisi baru mengetahui peristiwa penyekapan pada Selasa (27/12/2016) pagi.
Korban meninggal ialah Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman anak korban, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga. (Baca: Kenapa Pelaku Pembunuhan di Pulomas Kurung 11 Orang di Kamar Mandi?)
Warga Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016) pagi, tiba-tiba dibuat geger.
Warga bersama polisi menemukan 11 orang dengan posisi saling bertumpukan di dalam kamar mandi sebuah rumah mewah nomor 7A, di Jalan Pulomas Utara, Jakarta Timur.
Para korban tersebut disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 meter x 1,5 meter persegi.
Akibatnya, 6 orang tewas karena diduga kekurangan oksigen.
Sementara itu, lima orang lainnya selamat, tetapi harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Rumah mewah bergaya minimalis tersebut milik seorang pengusaha yang bergerak di bidang properti bernama Dodi Triono. Dodi menjadi salah seorang korban yang tewas dalam kasus ini.
Tadi pagi (Sheila) ke sini ternyata enggak ada jawaban dan pintu tidak terkunci. Sampai dia masuk ke dalam, ada rintihan di kamar mandi. Karena cewek, dia takut, berlari, langsung mencari bantuan ke sekuriti," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di lokasi kejadian, Selasa.
Setelah mengadu ke sekuriti, akhirnya diputuskan untuk melapor ke polisi yang berada di Pos Kayu Putih. Kemudian, polisi menemani Sheila untuk mengecek keadaan di rumah Diona.
Mendengar ada rintihan di dalam kamar mandi, akhirnya polisi bersama warga mencoba membuka paksa pintu kamar mandi yang terkunci dari luar.
Setelah berhasil didobrak, polisi bersama warga di lokasi kejadian terkejut saat melihat isi di dalam kamar mandi.
Dalam kamar mandi itu terdapat 11 korban dalam kondisi bertumpuk satu sama lainnya.
Setelah dievakuasi, lima orang tewas di tempat sedangkan satu orang lainnya tewas di rumah sakit.
Adapun kelima korban yang tewas di lokasi adalah Dodi Triono (59), Diona Arika (16) anak pertama Dodi, Dianita Gemma (9) anak ketiga dari dari Dodi, Amelia Callista (10) yang merupakan teman dari Dianita, serta Yanto sopir Dodi.
Sementara itu, korban yang tewas saat di rumah sakit adalah Tasrok yang juga merupakan sopir Dodi.
Adapun korban yang selamat adalah Zanette Kalila (13) anak kedua Dodi, Emi (41), Santi (22), dan Fitriani (23) serta Windy (23), yang merupakan pembantu rumah tangga.
"(Pelaku masuk) sekitar jam 3 sore, kemudian kemarin pagi-pagi (kasus pembunuhan itu) baru diketahui temannya korban," kata Argo.
Sejauh ini, polisi masih menyimpulkan kasus tersebut murni pembunuhan. Sebab, jika disertai perampokan, polisi hingga saat ini belum menemukan barang berharga yang hilang di rumah berlantai 2 tersebut.
Polisi pun menduga pelaku kasus ini berjumlah tiga orang. Mereka sempat menodongkan senjata api dan tajam kepada para korban.
Hingga saat ini, polisi masih mendalami kasus tersebut dengan memeriksa closed circuit television (CCTV) dan memeriksa saksi-saksi untuk mengungkap kasus pembunuhan sadis itu.
Sementara itu, Kepala Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda menduga ada dendam yang melatar belakangi kasus pembunuhan keluarga di rumah Jalan Pulomas Utara, Jakarta Timur.
Erlinda menyampaikan hal itu setelah menjenguk anggota keluarga yang selamat di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Selasa (27/12/2016) malam. KPAI selaku mitra polisi bertugas mendampingi anak-anak yang menjadi korban dalam kasus ini.
Meski menyinggung soal dendam, Erlinda enggan menjelaskan lebih lanjut apa maksud dari kata-katanya itu. Dia juga mengaku enggan bercerita banyak karena kasus ini tengah ditangani pihak kepolisian.
"Di balik kejadian ini, tersimpan suatu cerita yang sangat luar biasa. Namun, dengan segala hormat, saya tidak bisa menceritakan itu. KPAI mengapresiasi kinerja Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Timur yang berhasil menyelamatkan lima dari 11 korban," tutur Erlinda.
Kepala Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda menceritakan penggalan peristiwa penyekapan di rumah Jalan Pulomas Utara, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Cerita itu didapat Erlinda dari salah satu korban penyekapan, Zanette Kalila (13), yang kini sedang dirawat di Rumah Sakit Kartika Pulomas.
"Anet (panggilan Zanette) yang selamat ini diperlakukan tidak manusiawi. Dia diceburkan di dalam bak mandi, ditodongkan dengan senjata api. Traumanya sangat luar biasa," kata Erlinda kepada pewarta seusai menjenguk Zanette, Selasa (27/12/2016) malam.
Zanette merupakan satu dari tiga kakak beradik yang sama-sama disekap di dalam kamar mandi rumahnya sejak Senin (26/12/2016) sore.
Kakak Zanette, Diona Arika (16), dan adiknya, Dianita Gemma (9), tidak bisa bertahan dan telah meninggal dunia.
Erlinda belum bisa membuka banyak cerita Zanette kepada awak media. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini.
Dari 11 korban yang disekap, anggota keluarga yang selamat adalah Zanette, Emi (41), Santi (22), dan Fitriani (23) serta Windy (23) yang merupakan pembantu rumah tangga.
Adapun mereka yang meninggal adalah Dodi Triono (59) selaku pemilik rumah tempat penyekapan, serta Diona Arika (16) dan Dianita Gemma (9) yang adalah anak-anak Dodi.
Tiga korban meninggal lainnya adalah Amel yang merupakan teman anak Dodi serta Yanto dan Tasrok (40) selaku sopir keluarga.